Review Buku Yang Belum Usai
Judul Buku: Yang Belum Usai
Kenapa Manusia Punya Luka Batin
Penulis: Pijar Psikologi
Penerbit:Elex Media Komputindo
Jumlah halaman: x+183
Menyelami perasaan manusia, sungguh menakjubkan. Terutama jika menggores perasaannya yang menimbulkan trauma berkepanjangan. Istilah yang akhirnya dikenal sebagai luka batin. Luka fisik dan luka batin memiliki kesenjangan dalam penyembuhannya. Luka batin, sangat absurd bahkan tabuh jika diungkap sedemikian nyata. Sementara luka fisik ditandai dengan darah yang terus mengalir. Ini menjadi dilema jika hal-hal mengganggu kenyamanan diri seseorang tidak teratasi dengan segera.
Pada bab awal buku ini mengurai bagaimana seseorang mendeteksi dini bahwa mungkin mengalami gejala luka batin. Karena jika luka batin terus dibiarkan maka akan menimbulkan efek jangka panjang. Terutama menyoroti persoalan kesehatan mental.
Tak hanya itu, ternyata ada level luka batin dalam sudut pandang psikologi. Trauma, primal wound dan unfinished business.
Masing-masing luka batin di atas dijabarkan dengan sudut pandang yang baik. Sehingga, pembaca bisa memahami dengan jelas. Bahkan mendeteksi dengan membuat catatan kecil untuk diri sendiri.
Kadang ada perkara berulang yang selalu terucap. Apalagi kepada pasangan, merasa paling letih karena mengurus perkara rumah tangga misalnya dan hal serupa lainnya bisa jadi merupakan petunjuk atas masalah dalam diri yang belum punya arah untuk mengatasinya.
Sampai-sampai saya menggaris bawahi kalimat “Ketika kita marah, sering kali kita mengeluarkan uneg-uneg terdalam kita. Kata-kata yang kita gunakan saat marah se- ring kali merupakan petunjuk atas masalah-masalah yang kita pendam.” halaman 16.
Tegas untuk kita pahami bahwa perjalanan batin seseorang menjadi introspeksi agar tidak saling menyakiti. Buku ini sangat direkomendasikan untuk mereka yang berusaha bangkit dari trauma dan untuk menuntaskan permasalahan diri sendiri.
Sangat membekas arti tentang innerchild jika tidak di atasi. Menjadi orangtua yang benar-benar hadir untuk menciptakan attachment dan bonding tugas yang berat. Ibu dan Ayah tidak hanya hadir secara fisik, tapi jiwa seutuhnya menciptakan kelekatan yang terhubung satu sama lain.
Ayah memiliki peran yang besar kepada Ibu. Ketika saluran kasih sayang sempurna dan tertampung dengan penuh, maka anak juga akan merasakan getarannya. Sesungguhnya kedua orang tua adalah benteng pertahanan anak sejak hari pertama kelahirannya. Jangan sampai dikemudian hari anak justru mendapatkan perlindungan dari orang asing yang baru saja ia kenal. Untuk itulah, kita harus memahami bagaimana rentannya luka pengasuhan akan meninggalkan bekas saat dewasa.
Buku ini menyadarkan kita para orang tua untuk menyadari bahwa pengasuhan adalah peran bersama. Attachment dan bonding akan menciptakan kedekatan dan keintiman antar keluarga.
Kata-kata yang menjadi pengingat dalam buku ini
Orang-orang yang inner child-nya terluka cenderung menunjukkan masalah dengan kepercayaan, ke- intiman, perilaku adiktif dan kompulsif, hubungan saling keter- gantungan, mudah tersinggung, mudah marah, sering ber- teriak, serta mudah memutus relasi sosial15.
Bahkan kadang untuk penerimaan diri setelah dewasa menjadi perasaan berdosa. Mengklaim bahwa diri sendiri adalah korban yang paling tersakiti menimbulkan sikap buruk pada ego kita. Bab ini membuka cara bagaimana memaafkan segala sesuatu yang tak bisa dijangkau saat masih anak-anak. Supaya saat dewasa kita paham, memaafkan diri sendiri atas ketidaksempurnaan juga bagian dari penerimaan yang berharga.
Ada sekumpulan Bab yang sangat menggugah, hingga ketika tersentak untuk menyadari bahwa sesungguhnya kita butuh memahami diri sendiri. Acap kali kita bahkan belum seutuhnya untuk tahu apa yang benar-benar kita lakukan.
Perjalanan kedewasaan justru didapatkan dengan pemahaman mencintai diri ini. Disitulah mindfullness untuk bahagia, bersyukur dimaknai sebagai ajang menghargai hidup.
Memaafkan apa yang sudah terjadi, menghindari perasaan negatif untuk ditanamkan dalam perjalanan batin. Tak ada yang perlu di sesali, segalanya hanya butuh penerimaan yang ikhlas.
Hal-hal sederhana yang cukup mudah dilisankan, memang berat untuk dijalani. Ada konsep dan pesan cinta untuk dibagikan, sebelum membagikan cinta dan kasih kepada orang lain, cintailah diri sendiri seutuhnya. Agar tidak ada perasaan kecewa turut serta menjalani cinta dalam hidup ini. Kesimpulannya segala macam rasa yang pernah singgah, dalam hidup kita terlalu berharga jika hanya berakhir kecewa dan utus asa.
Komentar
Posting Komentar